Senandung Sang Anak
Dibatas pandang terlihat samar
Seraut wajah suram
Bersandar ditepian kubur
Membawa sepucuk mawar merah
Diletakkannya mawar itu diatas gundukan tanah
Yang terlihat masih basah
Tangannya menengadah
Terlihat begitu kecil mungil
Seorang anak kecil memanggil nama ibunya
Yang baru saja tiada
Dipelukknya nisan
Diciuminya seolah mencium kening sang ibu
Tak lama petang mulai datang
Dan anak itu beranjak melangkah
Dengan langkah goyah
Dia berucap “ Selamat jalan ibu, semoga surga jadi tempat terakhirmu “
Ibu Sang Bidadariku
Teruntukmu Ibu
Bidadriku yang tlah melahirkanku
Yang selalu menitikan airmata kala aku terluka
Dan lalu membelai rambutku dengan tulus kasihmu
Teruntukmu Ibu
Sang bidadari yang tiada letih
Memberikan jutaan nasihat
Sejuta semangat dengan cucuran keringat
Teruntukmu Ibu
Sang bidadari tanpa sayap
Yang mampu mebawaku terbang
Melintasi kehidupan dengan penuh kasih sayang
Teruntukmu Ibu
Bidadari kehidupannku
Begitu banyak arti yang kau tunjukkan
Namun sedikit yang tlah bisa aku berikan
Tapi tak pernah surutkan kepedulian yang slalu kau berikan
Teruntukmu Ibu
Dari aku anakmu . . .
Termaafku untukmu
Atas segala khilafku
Segala laku yang menjatuhkan air matamu
Segala luka yang membuat sesak didada
Dan semua yang tlah membuatmu kecewa
Tak akan aku ulangi semua ..
Sungguh hanya kau bidadariku
Yang slalu melengkapi kehidupanku
Hingga kelak kau menjadi bidadari surgaku
Menemaniku menikmati indahnya surga itu
Teruntukmu Ibu
Jauh sudah langkahmu Ibu
Menemani langkahku
Derai air mata juga tawa bahagia
Telah kulihat dari paras ayumu Ibu
Tiada hari tanpa kasihmu
Setiap detik waktu berlalu
Engkau slalu ada untukku
Disetiap sepertiga malam
Ketika Tangan Tuhan
Membuka lembaran kehidupan secara berlahan
Tanganmu pun ikut terbuka
Dikala engkau sujud dihadapan-Nya
Dan melantunkan doa demi anakmu tercinta
Ibu . .
Sungguh kehangatan pelukmu
Melelehkan setiap kaku sifatku
Senyuman lebar dari bibirmu
Redakan ambisi dan tangisanku
Tumpahan air matamu
Kobarkan pilu dalam hatiku
Ibu . .
Teruntukmu dari buah hatimu
Sungguh aku ingin memelukmu
Mencium keningmu
Bersujud dihadapanmu
Dan berkata . . .
“ Maafkan segala salah dan khilafku “
“ Sungguh aku menyayangimu “
Kau tak Akan Tergantikan Ibu
Pagi tergantikan siang
Siang dijemput sang malam
Malam kembali berganti pagi
Dan Kau Ibu . . .
Masih tetap disini
Menemani diri ini
Dikala hangat mentari menyapa
Kau bangukanku dengan sejuta cinta
Saat terik siang memanggang
Hingga keringat terlihat
Kau usap dan ucap seribu nasihat
Diwaktu malam bertabur bintang
Dinginnya tiada pernah kurasa
Karena kau memelukku bacakan sebuah cerita
Mengantarkanku menuju mimpi indahku
Ibu . .
Tiada pernah kau berkeluh kesah
Meski terkladang kulihat pipimu membasah
Sungguh tak akan rela kulihat kau terluka
Apalagi sengsara meratap dalam nestapa
Sungguh aku ingin kau bahagia didunia
Dan hidup abadi disurga
Tak akan pernah aku buatmu kecewa
Kan kulantukan seribu doa hanya untukmu
Wanita terhebat dalam hidupku
Itulah beberapa puisi yang saya persembahkan untuk semua ibu yang ada
didunia ini. Tiada kata yang bisa mewakili segala jasa yang telah
diberikannya namun semoga sedikit dari saya dapat membuat para pembaca
menyadari betapa berharganya seorang ibu dalam kehidupan kita.
" Tak akan
bisa terhitung apa yang tlah seorang Ibu lakukan untuk anaknya namun
imbalan yang diminta seorang ibu atas apa yang telah dia berikan pada
ankanya dalah 0 "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar