Latest Music :

About

Free Monkey ani Cursors at www.totallyfreecursors.com

Jazz Music

Latest Post

 

 

Puisi "Kematian"

 

Biarkan aku terbaring dalam lelapku,
kerana jiwa ini telah dirasuki cinta,
dan biarkan daku istirahat,
kerana batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.
Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini,
dan taburi tubuh ini dengan wangian melati serta mawar.
Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian,
dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini.
Biarku istirahat di ranjang ini,
kerana kedua bola mata ini telah teramat lelahnya;
Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkapkan tabir lara hatiku.
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah air matamu, saudaraku,
dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
Lihatlah Kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti;
Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.
Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku.
Ciumlah mataku dengan seulas senyummu.
Biarkan anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka;
Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku;
Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku.

 





Senandung Sang Anak

Dibatas pandang terlihat samar
Seraut wajah suram
Bersandar ditepian kubur
Membawa sepucuk mawar merah
Diletakkannya mawar itu diatas gundukan tanah
Yang terlihat masih basah
Tangannya menengadah
Terlihat begitu kecil mungil
Seorang anak kecil memanggil nama ibunya
Yang baru saja tiada
Dipelukknya nisan
Diciuminya seolah mencium kening sang ibu
Tak lama petang mulai datang
Dan anak itu beranjak melangkah
Dengan langkah goyah
Dia berucap “ Selamat jalan ibu, semoga surga jadi tempat terakhirmu “


Ibu Sang Bidadariku

Teruntukmu Ibu
Bidadriku yang tlah melahirkanku
Yang selalu menitikan airmata kala aku terluka
Dan lalu membelai rambutku dengan tulus kasihmu
Teruntukmu Ibu
Sang bidadari yang tiada letih
Memberikan jutaan nasihat
Sejuta semangat dengan cucuran keringat
Teruntukmu Ibu
Sang bidadari tanpa sayap
Yang mampu mebawaku terbang
Melintasi kehidupan dengan penuh kasih sayang
Teruntukmu Ibu
Bidadari kehidupannku
Begitu banyak arti yang kau tunjukkan
Namun sedikit yang tlah bisa aku berikan
Tapi tak pernah surutkan kepedulian yang slalu kau berikan
Teruntukmu Ibu
Dari aku anakmu . . .
Termaafku untukmu
Atas segala khilafku
Segala laku yang menjatuhkan air matamu
Segala luka yang membuat sesak didada
Dan semua yang tlah membuatmu kecewa
Tak akan aku ulangi semua ..
Sungguh hanya kau bidadariku
Yang slalu melengkapi kehidupanku
Hingga kelak kau menjadi bidadari surgaku
Menemaniku menikmati indahnya surga itu



Teruntukmu Ibu


Jauh sudah langkahmu Ibu
Menemani langkahku
Derai air mata juga tawa bahagia
Telah kulihat dari paras ayumu Ibu
Tiada hari tanpa kasihmu
Setiap detik waktu berlalu
Engkau slalu ada untukku
Disetiap sepertiga malam
Ketika Tangan Tuhan
Membuka lembaran kehidupan secara berlahan
Tanganmu pun ikut terbuka
Dikala engkau sujud dihadapan-Nya
Dan melantunkan doa demi anakmu tercinta
Ibu . .
Sungguh kehangatan pelukmu
Melelehkan setiap kaku sifatku
Senyuman lebar dari bibirmu
Redakan ambisi dan tangisanku
Tumpahan air matamu
Kobarkan pilu dalam hatiku
Ibu . .
Teruntukmu dari buah hatimu
Sungguh aku ingin memelukmu
Mencium keningmu
Bersujud dihadapanmu
Dan berkata . . .
“ Maafkan segala salah dan khilafku “
“ Sungguh aku menyayangimu “


Kau tak Akan Tergantikan Ibu

Pagi tergantikan siang
Siang dijemput sang malam
Malam kembali berganti pagi
Dan Kau Ibu . . .
Masih tetap disini
Menemani diri ini
Dikala hangat mentari menyapa
Kau bangukanku dengan sejuta cinta
Saat terik siang memanggang
Hingga keringat terlihat
Kau usap dan ucap seribu nasihat
Diwaktu malam bertabur bintang
Dinginnya tiada pernah kurasa
Karena kau memelukku bacakan sebuah cerita
Mengantarkanku menuju mimpi indahku
Ibu . .
Tiada pernah kau berkeluh kesah
Meski terkladang kulihat pipimu membasah
Sungguh tak akan rela kulihat kau terluka
Apalagi sengsara meratap dalam nestapa
Sungguh aku ingin kau bahagia didunia
Dan hidup abadi disurga
Tak akan pernah aku buatmu kecewa
Kan kulantukan seribu doa hanya untukmu
Wanita terhebat dalam hidupku
Itulah beberapa puisi yang saya persembahkan untuk semua ibu yang ada didunia ini. Tiada kata yang bisa mewakili segala jasa yang telah diberikannya namun semoga sedikit dari saya dapat membuat para pembaca menyadari betapa berharganya seorang ibu dalam kehidupan kita.
" Tak akan bisa terhitung apa yang tlah seorang Ibu lakukan untuk anaknya namun imbalan yang diminta seorang ibu atas apa yang telah dia berikan pada ankanya dalah 0 "


Puisi Sepasang batu nisan

 


Seberkas kasih sayang,
Kau tinggalkan hanya untuku,
Ketika kau lepaskan genggaman tangan,
Kau tapakkan kaki dariku,
Kini tumbuh sebuah rindu,
Memenuhi di laman hati,
Berbisik, bertanya selalu,
Di manakah bumi yang kau pijaki.
Berjuta langkah telah ku tebar,
Namun yang ku terima hanyalah cerita,
Teriring taburan bunga,
Di antara sepasang batu nisan.
Ku dekapi batu nisan,
Ku cucuri dengan air mata,
Ku sebut namamu dalam doa,
Semoga bahagia engkau di sana.
mengunjungi makam ini aku teringat pesanmu
agar segera memasang batu nisan di makam
untuk memudahkan orang-orang berziarah
katamu, suatu malam dalam mimpiku
aku memang hampir melupakan pesan itu
padahal aku sudah berjanji padamu
untuk memasang nisan yang elok dan indah
mungkin yang terindah di kuburan ini
kata orang, nisan yang baik bukan pembanding
bahwa orang yang dikuburkan sama baiknya
tentu saja hal ini tidak berlaku padamu, ayah
aku tetap harus memasang nisan yang elok
dan waktu enam puluh lima tahun, cukup!
cukuplah untuk membuktikan
batu nisan yang indah sangat pantas untukmu
selebihnya, Wallahu a’lam

mengunjungi makam ayah pagi ini
air mataku tidak bisa juga terhenti
membasahi baju koko putih pemberianmu
dan membasahi segenap ruang batinku
kesedihan memanjati pohon beringin tua
yang ada di komplek kuburan keluarga ini
aku tak kuasa untuk menghentikan pikiranku
memutar ulang semua kisah tentangmu, ayah
semua ruang batin telah penuh terisi
dan seandainya aku mampu, sebuah buku
akan kutuliskan dan kupersembahkan pada
cucu-cucumu
agar kelak mereka tahu siapa kakeknya
waktu tentu saja telah memahat sejarah
bahwa engkau adalah suri tauladan kami,
anak-anakmu
menulisi sajak tentangmu tidak akan habis-habisnya
dan akan kulanjutkan di lain waktu
aku ingin segera memasang batu nisan di makammu
agar kelak kalau engkau datang lagi dalam mimpi
aku sudah melunasi janjiku, ayah!


(Teringat janji saya dengan Alm Ayah, dalam mimpi)

Indahnya Kota-Kota Besar di Saat Malam

Indahnya Kota-Kota Besar di Saat Malam 

 Pemandangan kota-kota besar di malam hari yang sangat indah. Pemandangan kota-kota di luar negeri, kota-kota metropolitan di malam hari.































PUISI "Orang Pinggiran"

 PUISI "Orang Pinggiran"


                                                             ORANG PINGGIRAN
                                                                Oleh Windy Azkiya

Di sisi keramaian kota yg padat penduduk ini
Di pinggir jalan yang di tengahnya berlalu lalang kendaraan

Di tanah yang kering dengan beralaskan koran juga bertembok dan beratap kardus
Di bawah langit dengan panasnya matahari
Dan diatas kemiskinan yang di alaminya..

Mencoba bertahan hidup dengan apa adanya
Mencoba berusaha meski tiada lagi harapan
Mencoba mensyukuri setiap rizki yang ia dapat
Dan mencoba bersabar dan berlapang dada dari setiap cacian dan hinaan yang ia terima

Itulah orang pinggiran..
Di dalam keterbatasan yang ia miliki
Kemiskinan yang ia alami
Masihlah ia bersyukur atas kehidupannya..

Berusaha mencari nafkah untuk keluarganya
Setidaknya sesuap nasi untuk mengisi perutnya yang gemerutu kelaparan
Adakah sedikit uang untuknya membeli sebungkus nasi ...
Kenyataannya ia harus menadahkan kedua tangannya hanya untuk membeli sebungkus nasi..
Mengorbankan harga dirinya di depan semua orang demi untuk bertahan hidup sekaligus menghidupkan keluarganya

Tiadakah orang lain menaruh iba padanya
Ya... Mereka iba dan membantu memberi selembar demi selembar uang seribu rupiah
Namun itu hanya mampu mengenyangkan perutnya dari kelaparan sebentar saja

Lalu bagaimana untuk keesokan harinya
Lagi-lagi ia harus mengorbankan harga dirinya dengan mengemis di pinggiran jalan

Tiadakah orang yang iba dengan memberinya pekerjaan
Dengan begitu tak perlu lagi ia mengemis..

Namun bagaimana kenyataannya..
Jangankan untuk memberinya pekerjaan
Menoleh pun tiada.. kepadanya yang kumal dan berpakaian lusuh juga compang-camping
Bagaimana dengan banyak nya mobil mewah yang berlalu lalang di tengah kota

Tiadakah orang di dalamnya yang peduli
Tiadakah orang di dalamnya yang iba sehingga menariknya untuk berbagi
Sedikit saja dari rizki mereka..
Kenyataannya.. Tak seperti yang di inginkan
Sungguh mengenaskan nasib mereka orang pinggiran..

Semoga saja suatu saat hidup nya akan di beri jalan menempuh kebahagiaan..

Heavy Metal

Vocal Musician

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Manda sonia - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger